Sunday, December 2, 2018

Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, mengaku frustasi bersama sikap pemain PSG


Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, mengaku frustasi bersama sikap pemain PSG yang menurutnya begitu mudah terjatuh. Secara khusus, manajer asal Jerman selanjutnya menunjuk Neymar sebagai pemain yang membuatnya kesal.
Neymar jadi sosok sentral pada laga PSG melawan Liverpool di matchday kelima penyisihan kelompok Liga Champions musim 2018/19. Pemain asal Brasil itu mencetak satu gol untuk PSG. Ditambah satu gol Juan Bernat, PSG menang bersama skor 2-1.
Neymar jadi salah satu penampil paling mutlak bagi PSG. Tapi, bagi klub Liverpool, pemain asal Brasil itu jadi sosok yang menyebalkan.
Pada laga di Parc des Princes, Kamis (29/11) dini hari WIB, dalam catatan Whoscored, Liverpool lakukan 20 pelanggaran. Dan, Neymar adalah pemain yang paling kerap dilanggar oleh pemain Liverpool bersama catatan enam kali.
Kesal bersama Neymar
Sebagai seorang pemain, Neymar sesungguhnya dikenal bersama tipe bermain yang penuh bersama trik. Jurgen Klopp mengaku kecewa bersama pemain asal Brasil tersebut. Sebab, dia cukup kerap paling jauh dan itu sebabkan laga mesti terhenti. Liverpool pun sulit membangun ritme bermainnya.
"Yang dilakukan PSG itu cerdas, lebih-lebih oleh Neymar, tetapi tersedia banyak pemain lain yang jatuh seperti yang dia lakukan. Itu sebabkan pemain kami tidak tenang. Kami merasa frustasi dan marah," membuka Klopp.
"Tapi, kami mesti menghadapinya, itu adalah tugas kami. Jika wasit melewatkan itu terjadi, maka kami mesti menghadapinya. Kami mendapat penalti pada menit 45 sehabis seseorang, saya tidak memahami persis siapa, mesti memastikan wasit lebih dulu," tandas Klopp.
Kartu Merah untuk Verratti
Jurgen Klopp menilai tersedia beberapa ketentuan wasit Szymon Marciniak yang tidak tepat. Salah satunya adalah ketika Marciniak tidak memberi kartu kepada Marco Verratti yang melanggar Joe Gomez. Padahal, pada kejadian yang nyaris sama, Liverpool mendapat kartu kuning.
"Saya tidak menyukai ini [mengomentari wasit]. Semua orang bisa melihat. Bagi saya, itu kartu merah. Saya tidak peduli sarana dapat menulis dan berpikir tentang apa. Saya mempunyai padangan yang bagus tentangnya," tutup eks pelatih Dortmund tersebut.

No comments:

Post a Comment